THE EMBRACE OF LIONG
by Agtha Juliani Purnama Dewi
Salah satu produk warisan kebudayaan Indonesia yang banyak menggunakan Batik Pesisir adalah kain batik gendongan yang biasa digunakan oleh perempuan-perempuan Indonesia zaman dahulu untuk membantu dalam pekerjaan rumah tangga seperti menggendong bakul atau barang, dan yang paling umum adalah untuk menggendong bayi. Di Tuban kain batik gendongan disebut Sayut yang memiliki arti “membalut”, “melingkar”, “bersatu membela sesama”, hal itu diungkapkan oleh Heringa (2011), selain itu kain batik gendongan sarat akan makna dan filosofi didalamnya. Saat ini kain batik gendongan Liong mengalami penurunan minat karena dianggap kuno dan menyebabkan rasa pegal atau sakit pada bahu saat digunakan. Orang tua zaman sekarang lebih memilih menggunakan gendongan anak modern seperti Mei Tai yang penggunaannya bertopang pada 2 bahu sehingga meminimalisir rasa pegal atau sakit pada bahu, namun di Indonesia saat ini produk gendongan mei tai masih menggunakan motif-motif umum seperti kartun atau bidang geometris dan tidak mengandung unsur budaya. Terinspirasi dari kain batik gendongan Liong terciptalah stilasi motif yang kemudian dikomposisi dengan pertimbangan unsur dan prinsip rupa serta menerapkan teori pengulangan dan orientasi motif yang kemudian diterapkan pada produk kain dan gendongan mei tai, selain itu ada visualisasi merchandise produk yang berisi tentang sedikit informasi mengenai struktur dan makna motif kain batik gendongan Liong sehingga dapat dikenal oleh masyarakat. Lalu adanya olahan motif yang terinspirasi dari kain batik gendongan Liong dengan komposisi dan bentuk yang lebih modern, serta terciptanya produk gendongan Mei Tai yang menerapkan rancangan pengolahan motif yang terinspirasi dari kain batik Liong yang lebih modern.
Karya ini berasal dari proyek Tugas Akhir berjudul
PENGOLAHAN MOTIF YANG TERINSPIRASI DARI KAIN BATIK GENDONGAN LIONG UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK GENDONGAN MEI TAI
dosen pembimbing Tugas Akhir: Morinta Rosandini, S.Ds., M.Ds.