CHASTENESS LA DIVERSITE

by Silvia Thessalonica, Sisca Dewi, Wahyu Putri M

Diangkat dari salah tiga budaya unik di Indonesia yang terwakilkan dengan budaya yang kami angkat yaitu ada budaya Jawa Tengah, Batak Toba dan Batak Karo. Kami menggabungkan ketiga budaya unik ini karena terinspirasi dari budaya atau suku yang kami anut masing masing, yang memiliki perbedaan dan juga kesamaan yang cukup signifikan, dengan mengumpulkan informasi- informasi yang lengkap dari kebudayaan dan suku masing-masing akhirnya kami menemukan benang merah untuk menyatukan ketiga kebudayaan ini yang akhirnya kami putuskan pada pernikahannya. Ketiga kebudayaan atau suku ini memiliki persamaan dalam konsep pernikahan yaitu sama-sama identik dengan warna dan hiasan emas, jarik yang dilipat, rok ulas yang dipasang dengan cara dilipat, kain tenun 3 lapis yang ditumpuk dan dilipat. Pada suku dan kebudayaan Jawa Tengah, pernikahannya identik dengan sederhana tetapi elegan yang dicerminkan dari silet pakaian yang tidak memiliki bentuk yang macem-macem, memakai bunga di sanggulnya dengan memiliki ciri khas bunga cempaka putih atau kantil dan melati yang memiliki filosofi yaitu kelanggengan dalam suatu hubungan. Pada adat karo sendiri mengharuskan keberadaan benda ini pada pernikahannya yaitu, tudung untuk mempelai perempuan dan mempelai lelaki yang memakai bekabuluh yang penutup kepala inni akan dihias emas yang memiliki arti masing-masing, salah satunya makna dan arti dari ornament sertali laying-layang yaitu persatuan antara keluarga. Cara pemakaian dan penempatan selendang pada mempelai perempuan tersebut biasanya disematkan di bagian bahu. Pada pernikahan batak tobapun warna yang mendominasi sama yaitu emas, merah dan putih juga hitam, dengan ornament dan sulam juga bordir pada hiasannya. Batak toba memiliki banyak ulos yang kaya akan ornament dan motif dan biasannya motif dan ornament tersebut, salah satunya yang kami angkat yaitu ipon – ipon yang memiliki arti agar Jalan dan berkah ke Tuhan lancar. Ketiga dari kebudayaan dan suku ini memiliki ciri khas dari cara teknik hiasnya yaitu sulam, border, beading dan payet yang juga akan kami aplikasikan pada produk karya kami. Kami terinspirasi dari kesucian pernikahan yang dipadupadankan dengan unsur penggabungan budaya antara batak toba, batak karo dan jawa tengah yang mereprensentasikan kesatuan ragam budaya Indonesia yang disimbolisasikan dengan budaya dua batak dan jawa. Budaya batak diangkat dengan motif pernikahan ulos dan uis ni pes dari batak toba dan batak karo akan digabungkan menjadi satu kesatuan motif. Cempaka putih sendiri simbolis pernikahan dibudaya Jawa Tengah, yang memiliki arti menggantung, dalam Bahasa Jawa Kantil/ Kemantil kantil menyiratkan selalu diingat dimanapun berada atau tetap mempunyai hubungan erat walaun nanti alamnya sudah berbeda yang menyimbolkan kelanggengan suatu pernikahan. Siluet yang diangkat yaitu natural dan A karena menggambarkan kesan keeleganan dan keanggunan yang akan dituju.