MAMIA KADIALO

by Fahira Bilqis Averoussina, Erien Septiani, Aprillia Indah Permatasari

Terinpirasi dari adat istiadat pelaut tertangguh di Nusantara yakni suku Bajo. Suku yang tersebar di kawasan Indonesia Bagian Timur ini masih memegang adat dan tradisi yang kuat yakni tradisi Mamia Kadialo. Tradisi ini merupakan tradisi pengelompokkan orang ketika ikut melaut dalam jangka waktu tertentu dan perahu yang digunakan. Ada tiga kelompok dalam tradisi ini yakni palilibu, bapongka, dan sasakai. Keunikannya adalah selama melakukan tradisi harus mengikuti beberapa pantangan yang mengandung nilai-nilai pelestarian ekosistem perairan laut dan pesisir. Kemudian, dengan adanya tradisi ini memungkinkan mereka memiliki berbagai pengetahuan lokal tentang gejala alam yang dapat digunakan saat melaut. Dari inspirasi tersebut akan diwujudkan ke dalam produk akhir berupa adibusana yang menampilkan suasana petualangan dalam menjalankan tradisi Mamia Kadialo. Suasana petualangannya berfokus pada perahu, garis lengkung dan gradasi warna ombak laut yang akan diolah dalam teknik bordir,beading,dan marbling. Siluet dari produk busana ini berupa Siluet H dengan style exotic elegant untuk merepresentasikan visual rumah pada perahu dan bagian bawah busana menggunakan teknik ruffle untuk merepresentasikan visual ombak laut. Kain yang digunakan adalah kain satin silk dengan tambahan kain tulle sebagai kain pendukung. Point of interestnya ada pada bagian atas busana. Trend forecast yang digunakan mengacu pada spirituality-tribal. Sedangkan warna lebih mengacu kepada Atlantic Blue S/S 22 WGSN yang memberikan kesan lautan dapat dipercaya dan diandalkan.

Fahira Bilqis Averoussina
Erien Septiani
Aprillia Indah Permatasari