MATANIARI

by Sarah Angelica Situmorang

Kain tenun Ulos merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara. Ulos digunakan pada acara adat suku Batak yaitu sebagai kain sakral, namun berbeda dengan Ulos Sadum yang dapat dipergunakan secara umum. Motif Ulos Sadum adalah motif hias yang tidak memiliki fungsi spesifik dalam adat istiadat suku Batak. Saat ini, motif Ulos semakin digemari khususnya dalam produk fashion sehingga terdapat pengembangan baru yang dikenal dengan nama tenun setelan motif Ulos. Tenun setelan diproduksi khusus untuk digunakan sebagai bahan pakaian. Biasanya pakaian yang dihasilkan dari tenun setelan berupa pakaian formal pria maupun wanita. Walaupun demikian, masih banyak orang yang belum mengetahui adanya tenun setelan tersebut, sehingga hal ini membuka peluang dalam mengembangkan tenun setelan untuk dijadikan busana wanita. Kain tenun memiliki nilai kriya yang tinggi sehingga penggunaannya perlu dimaksimalkan. Salah satu upaya yang dapat diterapkan adalah penggunaan pola zero waste geometris pada proses produksi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi literatur dan eksplorasi motif yang diterapkan dalam pola zero waste geometris. Tujuan penelitian ini yaitu menambah variasi pengolahan kain tenun setelan motif Ulos pada busana dengan menggunakan pola zero waste. Hasil penelitian ini berupa busana wanita menggunakan elemen dekoratif motif Ulos yang ditenun, dengan adaptasi konsep Spirituality berdasarkan Fashion Trend 2021/2022.

Kata kunci: Tenun setelan, motif ulos sadum, zero waste.

Karya ini berasal dari proyek Tugas Akhir berjudul
PERANCANGAN BUSANA MENGGUNAKAN POLA ZERO WASTE PADA TENUN SETELAN MOTIF ULOS

dosen pembimbing Tugas Akhir: Sari Yuningsih, S.Pd., M.Ds.

Sarah Angelica Situmorang