KARSA

by Shela Aprilia Pradita

Salah satu produk tekstil tradisional di Indonesia khususnya pulau Jawa adalah tenun gedog Tuban. Tenun gedog ini memiliki ciri yang dapat terlihat pada bagian depan benang yang tidak sama besar, tipis ataupun tebalnya dan memiliki tekstur yang kasar dan kaku. Selain untuk dibatik, tenun gedog ini juga dibuat menjadi selendang yang pada ujung kainnya menghasilkan benang, yang diolah menjadi krawangan. Krawangan berasal dari bahasa daerah Tuban, yang berarti Merenda. Hingga saat ini krawangan hanya digunakan sebagai hiasan pada ujung selendang saja. Belum adanya inovasi pengaplikasian krawangan pada produk fesyen. krawangan memiliki tiga macam bentuk yaitu Ndog Coro yang berarti telur kecoa, Wajik yang berarti kue yang terbuat dari gula merah yang memiliki bentuk segitiga, sedangkan Geger Welut yang menyerupai punggung belut. Menambah sebuah inovasi merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah pada pengaplikasian krawangan yang terbatas. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah mengaplikasikan krawangan pada produk fesyen dengan tema “karsa” yang menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki arti kehendak, niat. Tema pada konsep ini diangkat dari kehidupan masyarakat Tuban, yang mengambil inspirasi yang berasal dari Tuban, Jawa Timur. Inspirasi tersebut berasal dari kehidupan dan keindahan tangan yang dimiliki masyarakat Tuban, dengan menggunakan peralatan manual dan sederhana, namun dapat menghasilkan tenun gedog dengan keunikan yang dihasilkan oleh benang tukel dan keindahan pada krawangan yang terdapat pada selendang.
Kata kunci : tenun, gedog Tuban, krawangan, benang tukel.

Karya ini berasal dari proyek Tugas Akhir berjudul
PENERAPAN TEKNIK KRAWANGAN TENUN GEDOG KHAS TUBAN PADA PRODUK FESYEN 

dosen pembimbing Tugas Akhir: Dr. Fajar Ciptandi, S.Ds., M.Ds.

Shela Aprilia Pradita