SAKANTI

by Kafayah Binashrillah

Teknik Escher merupakan teknik yang diciptakan oleh Maurits Cornelius Escher, yang memiliki output berbentuk tessellation. Tessellation adalah repetisi motif tanpa meninggalkan celah ataupun tumpang tindih. Escher terinspirasi dari interior bangunan alhambra yang menggunakan tessellation bentuk geometris, kemudian mengembangkannya ke bentuk organis. Salah satu wastra nusantara yang memiliki karakteristik yang sama dengan motif yang diciptakan oleh Escher adalah motif pada kain tenun Sumba. Bentuk kesamaan ini kemudian digabungkan dan menjadi inovasi bentuk motif yang diterapkan pada busana modest wear. Modest wear memiliki perana dalam menjadi media pengaplikasian inovasi motif karena mengingat modest wear merupakan jenis busana yang kini sedang digemari di Indonesia, juga belum adanya pengaplikasian jenis motif seperti inovasi motif yang sudah diciptakan ini. Karya ini diberi nama Sakanti, berasal dari bahasa sansekerta yang mempunyai arti cantik kemilau. Sakanti memiliki kesan yang mencerminkan perempuan yang feminim, bergaya modern serta classy, juga didominasi dengan warna bold yang memberi kesan independent. Sakanti memiliki kata kunci berupa feminim didalam konsepnya, karena produk yang dihasilkan berupa modest wear yang diperuntukkan untuk wanita. Sakanti memakai potongan asimetris karena ingin menonjolkan motif Escher agar menjadi unsur center of interest. Sakanti menjadikan etnik Indonesia yakni motif dari tenun Sumba yang telah diadaptasi ke bentuk yang lebih modern sebagai motif utama dalam modest wear.

Karya ini berasal dari proyek Tugas Akhir berjudul
PENGOLAHAN MOTIF MENGGUNAKAN TEKNIK ESCHER DENGAN INSPIRASI KAIN TENUN SUMBA UNTUK DIAPLIKASIKAN PADA PRODUK MODEST WEAR.

dosen pembimbing Tugas Akhir: Morinta Rosandini, S.Ds., M.Ds.

Kafayah Binashrillah