YEKA
by Yuspa Kanna
Beads atau payet sebagai unsur dekoratif pada busana banyak disukai oleh masyarakat. Umumnya masyarakat hanya mengetahui jenis payet yang ditemukan di pasaran, tanpa mengetahui bahwa terdapat beberapa sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai material alternatif embellishment, salah satunya ialah hasil olahan material sisik Kakap Putih. Kakap Putih dapat dengan mudah ditemukan di Kota Batam, Kepulauan Riau. Di tempat ini terdapat kegiatan budidaya resmi yang dilakukan terhadap ikan jenis Kakap Putih, sehingga jumlahnya cukup melimpah. Dalam kegiatan pembudidayaan ini, belum dilakukan pengoptimalan terhadap sisa produksi berupa material sisik ikan, sehingga memiliki potensi berakhir di tempat pembuangan sampah. Oleh karena itu mendorong penulis untuk melakukan pengolahan terhadap material sisik untuk dapat diaplikasikan pada busana bridesmaids, yang tren perannya muncul seiring perkembangan teknologi khususnya media sosial. Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan potensi pada material sisik serta memberikan alternatif penggunaan hasil olahan material sisik sebagai embellishment. Dalam penyususnan penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, melakukan metode wawancara online dengan BPBL Batam yang bertujuan mendapatkan informasi terkait Kakap Putih, melakukan observasi pada setiap perubahan yang terjadi selama pengolahan Kakap Putih, observasi lahirnya tren bridesmaids, serta observasi pada busana pengantin Suku Toraja sebagai referensi perancangan. Adapun eksplorasi yang dilakukan dengan penerapan teknik yang berbeda-beda seperti bordir, beading, pembersihan, pewarnaan, bleaching, dan penerapan teknik layering. Keenam Teknik yang digunakan dalam pengaplikasian sisik ikan Kakap Putih akan menghasilkan pengembangan material sisik sebagai unsur dekoratif pada busana bridesmaid.
Karya ini berasal dari proyek Tugas Akhir berjudul
Penerapan Sisik Ikan Kakap Putih Sebagai Embellishment Pada Busana Bridesmaid
dosen pembimbing Tugas Akhir: Marissa Cory Agustina Siagian, S.Ds., M.Sn.